World Class Proffesor merupakan Program Kompetensi dengan mengundang proffesor kelas dunia yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Tinggi, Kemendibukristek, dengan bantuan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kegiatan ini mendukung pelaksanaan The Sustainable Development Goals (SDGs) yang meliputi SDGs nomor 4, 6, 14, dan 17.
Kegiatan ini diselenggarakan secara online pada Rabu, 6 Oktober 2021 pukul 19.00-22.00 WIB durasi kurang lebih 3 jam melalui Zoom dan Live Streaming YouTube Dept. Sumber Daya Akuatik bertopik Marine Invertebrates Series 2. Opening speech dari Wakil Dekan Bidang 1 FPIK yaitu Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D. yang menyambut dengan baik pelaksaan kegiatan tersebut. Kegiatan ini menghadirkan 3 pembicara dengan pembicara utama Prof. Kennet Lundin (University Gothenburg Sweden Kurator senior di Göteborgs Naturhistoriska museum), pembicara selanjutnya Dr. Meezan A. Asagabaldan, S.Pi., M.Si. ((Study Program of Marine Environtmental Science, ITERA) dan pembicara terakhir Dr. Diah Ayuningrum, S.Pd., M.Si. (Departement of Aquatic Resources, Universitas Diponegoro). Moderator yang membantu jalannya kegiatan yaitu Dr. Aninditia Sabdaningsih, S.Si., M.Si (Departement of Aquatic Resources, Universitas Diponegoro).
Materi yang dibawakan oleh Prof. Kennet Lundin pada series kedua ini Invertebrate: Echinodermata dan Crustasea yang merupakan biota laut dengan potensi tinggi dan tersebar diberbagai perairan. Narasumber memberikan penjelasan secara detail mengenai tingkat taksonomi, habitat, karakteristik serta kebiasaan hidup dan berkembangbiak. Keunikan Crustasea pada cara hidup berkembangbiak dengan cara molting yang berbeda dengan biota laut lainnya, serta memiliki ciri-ciri yang detail pada jumlah ruas-ruas tubuhnya yang teratur. Pembicara kedua Dr. Meezan Asagabaldan membawakan materi mengenai Bryozoa mulai dari karakter hidupnya yang sesil dan filter feeder, taksonomi, serta sebaran riset Bryozoa di Indonesia. Indonesia memiliki sebaran riset Bryozoa yang cukup luas antaranya Bali dan Pulau Komodo yang mengoleksi Bryozoa, Kalimantan Timur terdapat fosil Bryozoa yaitu Pleurocodonellina jeparaensis, Jakarta menjadi koleksi Bryozoa dan Bioteknologi. Terakhir, Dr. Diah Ayuningrum menjelaskan materi tentang Tunicate dan bakteri asosiasinya. Indonesia yang menjadi Mega Biodiversity karena memiliki kekayaan akan ekosistem seperti estuari, terumbu karang, lamun, mangrove dan sebagainya. Selain itu beliau menjelaskan manfaat Tunicate dalam bidang farmasi, bidang kuliner dan lingkungan. Tunicate sebagai bahan farmasi menjadi sebuah produk Aplidin yang merupakan antitumor, selanjutnya sebagai bahan makanan seperti nanas laut serta sebagai bioindikator perairan karena dari karakteristiknya yang filter feeder.
Kegiatan ini diikuti oleh 135 partisipan yang berasal dari orang yang 54,1% mahasiswa, 17,1% dosen, 9,8% pascasarjana dan sisanya merupakan ASN, Staff, Peneliti, Penyuluh, alumni dan umum. Peserta mahasiswa terbanyak dari Undip, Itera, ITB, Unpad, UB, Universitas Syiah Kuala selanjutnya dari MERO Foundation, Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa, BPPP Tegal, KKP, BPPP Banyuwangi, Balai Besar Riset Buleleng, Pemerintah Daerah dan Umum atau masyarakat (IRT).
Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung dengan sukses dan mendapat respon yang baik dari peserta melalui saran dan kritik yang disampaikan pada form kehadiran. Harapan dengan adanya kegiatan ini mampu memberikan informasi terkait invertebrata laut secara meluas dan menyeluruh (FS).